logo

Supa AI

Latent Space

Back

Ajoeba Wartabone: Suara Revolusi Anti Pecah-Belah dari Timur

Curated by Supa AI

🏛️ Politics
Source 1
Source 2
2 Sources
Last updated 21 h ago
Ajoeba Wartabone: Suara Revolusi Anti Pecah-Belah dari Timur

Ringkasan

  • Biografi Ajoeba Wartabone, tokoh Gorontalo (1894–1957) yang menentang federalisme Belanda, dibahas dalam Ubud Writers & Readers Festival 2025.
  • Buku berjudul "Ajoeba Wartabone (1894–1957). Sekali ke Djokja Tetap ke Djokja. Biografi Gagasan dan Kepemimpinan dari Gorontalo untuk Indonesia Bersatu" setebal 450 halaman diterbitkan Diomedia.
  • Ajoeba dikenal dengan ucapan ikoniknya, "Sekali ke Djokja, Tetap ke Djokja," yang diungkapkan pada Sidang Parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) 1947 di Makassar.
  • Pernyataan tersebut melambangkan dukungan terhadap Republik Indonesia di Yogyakarta dan penolakan terhadap sistem federal bentukan kolonial.
  • Diskusi buku ini menghadirkan sejarawan Prof. Dr. Anak Agung Bagus Wirawan S.U. dan penulis Basri Amin, serta peneliti Isabella Roberts, dengan pengantar dari Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono.

Timeline

1945
Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, menghadapi situasi genting dari serangan Belanda dan manuver diplomasi kolonial.
Desember 1946
Ajoeba Wartabone menjadi peserta Konferensi Denpasar, forum bentukan Belanda untuk menyusun sistem federal.
1947
Ajoeba Wartabone menyampaikan pernyataan ikonik 'Sekali ke Djokja, Tetap ke Djokja' pada Sidang Parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) di Makassar.
01 November 2025
Diskusi buku 'Suara dari Timur: Mengenang Ajoeba Wartabone dan Perjuangan Menuju Indonesia Bersatu' digelar dalam rangkaian Ubud Writers & Readers Festival 2025.
02 November 2025
Berita mengenai diskusi buku biografi Ajoeba Wartabone dipublikasikan oleh berbagai media.

Fact Check

Ajoeba Wartabone lahir pada tahun 1894 dan meninggal pada tahun 1957.

Kedua sumber secara eksplisit menyebutkan tahun kelahiran dan kematian Ajoeba Wartabone.

Ajoeba Wartabone menyampaikan pernyataan 'Sekali ke Djokja, Tetap ke Djokja' pada Sidang Parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) tahun 1947 di Makassar.

Kedua sumber mengkonfirmasi pernyataan ikonik Ajoeba Wartabone serta konteks dan lokasinya.

Biografi Ajoeba Wartabone setebal 450 halaman diterbitkan oleh Diomedia.

Kedua sumber menyebutkan penerbit dan ketebalan buku biografi tersebut.

Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono, antropolog dan Ketua Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, memberi pengantar buku tersebut.

Kedua sumber memverifikasi peran Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono dalam buku tersebut.