Investasi RI Kuartal II Melonjak Rp 475 Triliun, BI Pangkas Suku Bunga Acuan 0,25 Persen Jadi 5,25%!

Ringkasan

• Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, mengumumkan bahwa realisasi investasi Indonesia pada kuartal II/2025 mencapai Rp 475 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2025 yang sebesar Rp 465 triliun. Dengan capaian ini, total investasi semester I/2025 mencapai Rp 940 triliun, merealisasikan sekitar 49,32% dari target investasi 2025 sebesar Rp 1.905,6 triliun.
• Todotua Pasaribu menyatakan bahwa realisasi investasi pada semester pertama 2025 berada dalam kategori aman, meskipun ada tantangan ekonomi global yang dapat memengaruhi investasi di kuartal III dan IV. Prediksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4-5%.
• Pada saat yang sama, Bank Indonesia (BI) melalui Dewan Gubernur memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25%. Keputusan ini diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengingat inflasi yang rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa penurunan ini juga untuk merespons ketidakpastian ekonomi global, terutama akibat perang tarif yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
• Perry Warjiyo lebih lanjut menyatakan bahwa total penyaluran insentif likuiditas makroprudensial (KLM) oleh BI mencapai Rp 376 triliun hingga pekan pertama Juli 2025, meningkat dari Rp 372 triliun pada Juni 2025. Insentif ini disalurkan ke sektor-sektor prioritas seperti pertanian, real estat, perumahan rakyat, konstruksi, perdagangan, manufaktur, transportasi, pariwisata, pergudangan, ekonomi kreatif, UMKM, ultra mikro, dan hijau, serta selaras dengan program Asta Cita pemerintah.
• BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II-2025 akan membaik, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2025 berada dalam kisaran 4,6-5,4%. Stabilitas rupiah didukung oleh aliran masuk modal asing sebesar 0,9 miliar dolar AS hingga 14 Juli 2025, serta cadangan devisa yang tinggi mencapai 152,6 miliar dolar AS pada akhir Juni 2025.
• Dalam konteks investasi, Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu mendorong hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) untuk masuk ke industri petrokimia, terutama untuk produksi pupuk dan metanol. Ia menekankan pentingnya investasi yang berkontribusi pada program hilirisasi dengan produk berdaya saing kompetitif.
• Dalam ajang Pertamina Investor Day, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menawarkan 19 proyek senilai 9,25 miliar dolar AS (sekitar Rp 150 triliun) kepada calon investor. Proyek-proyek ini berfokus pada penguatan ketahanan energi nasional (hulu, kilang, distribusi) dan pengembangan bisnis rendah karbon (biofuel, panas bumi, teknologi baru, produk kimia).
• Di sisi lain, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus menjalankan fungsinya sebagai pelindung nasabah perbankan. Sebanyak 26 orang telah lulus seleksi administrasi untuk menjadi ketua dan anggota Dewan Komisioner LPS periode 2025-2030, yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. LPS menjamin simpanan nasabah hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank, termasuk tabungan, giro, deposito, serta simpanan syariah. Fungsi ini krusial untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan stabilitas sistem perbankan.
• Meskipun demikian, sektor transportasi juga menghadapi tantangan, seperti insiden penundaan penerbangan (delay) yang dialami oleh mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan maskapai Super Air Jet. Pesawat dengan nomor penerbangan IU-745 yang seharusnya lepas landas dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Jumat, 11 Juli 2025 pukul 21.30 WITA, mengalami penundaan parah hingga dijadwalkan ulang pada Sabtu pagi, 12 Juli 2025 pukul 08.05 WITA. Penundaan ini disebabkan keterlambatan kedatangan pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta dan adanya jadwal pengaspalan landasan pacu yang telah direncanakan dan diumumkan melalui Notice to Airmen (NOTAMN) sejak Mei 2025. Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. 89 Tahun 2015, penumpang berhak atas kompensasi mulai dari minuman ringan hingga uang tunai Rp 300.000 untuk keterlambatan lebih dari 240 menit.